Rabu, 23 Mei 2018

Contoh Pengubahan Cerpen Menjadi Naskah Drama

ilmubindo.com_ Kali ini admin akan bagikan kepada kalian bagaimana contoh teks cerpen kita ubah ke dalam bentuk teks drama. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kalian di dalam mengubah teks tertentu ke dalam teks lain. Salah satunya adalah teks cerpen akan kita ubah kedalam teks drama. 

Cerpen
Sampai di rumah aku menyelinap agar ibu tak tahu aku pulang sekolah sore ini. Tapi, betapa terkejutnya aku melihat mobil ayahku terparkir di depan teras rumah. Mengapa secepat ini ayah pulang? Biasanya ia pulang sehabis magrib.
Perasaanku tidak enak. Aku mencoba tenang dan terus melangkah ke kamarku. Tapi ketika aku akan membuka pintu kamarku.
"Ajeng!" suara berat ayahku begitu menggelegar. Aku tetap tenang.
"Dari mana kau!"
"Dari rumah teman."
Terdengar gemeletuk gigi ayah, tapi tak ada rasa takut sedikit pun di hatiku.
"Kau....sejak kapan kau kuizinkan keluar dari rumah ini...."
"Apakah salah kalau aku ingin berteman, Ayah? apakah salah
aku ingin melihat dunia luar? Ayah tak bisa terus-menerus
mengekangku dan melarangku untuk keluar rumah ini.
Apakah harus ..." plak! plak!
Aku tersungkur beberapa meter dari tempat ayah berdiri.
Kurasakan pipiku perih Ibu dan kakakku menghampiriku dan ingin membantuku berdiri, tetapi ayah melarang.
"Jangan,jangan kalian bantu anak durhaka itu! Kau anak durhaka! Tidak tahu terima kasih! Sekarang juga kau kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini!"

Contoh Pengubahan Cerpen Menjadi Naskah Drama
www.ilmubindo.com

Perubahan cerpen di atas menjadi naskah drama seperti di bawah ini.
(Pada sebuah rumah orang kaya, seorang gadis sedang berjalan mengendap-endap menyelinap ke dalam rumah, ada ekpresi terkejut pada gadis itu ketika memandang ke teras rumah, gadis itu melangkah ke kamar dan tangannya memegang gagang pintu kamar)
Ayah : (Membentak dengan suara berat) "Ajeng!!"
Ajeng : (Membalikkan badan ke arah ayahnya dan mencoba tetap tenang)
Ayah : "Dari mana kau!!" (Dengan tetap membentak)
Ajeng : "Dari rumah teman"
Ayah : (Menggemeletukkan gigi) " Kau, sejak kapan kau kuizinkan keluar dari rumah ini ..."
Ajeng : (Tenang tetapi sedikit menghiba) "Apakah salah kalau aku ingin berteman, Ayah? Ayah tak bisa terus-menerus melarangku untuk keluar rumah ini. Apakah harus..."
Ayah : (Menempeleng pipi ajeng dengan tangan kanannya ke pipi kanan dan kiri)
Ajeng : (Terhuyung dan tersungkur beberapa meter dari posisi ayahnya sambil meraba pipinya mencoba untuk berdiri, ibunya dan kakaknya berusaha untuk mendekatinya dan dicegah oleh ayahnya)
Ayah : (Sambil merentangkan kedua tangannya, untuk menghalangi langkah anak dan istrinya mendekati ajeng) "Jangan, jangan kalian bantu anak durhaka itu!
Kau anak durhaka! (Menunjuk dan menatap tajam ke arah ajeng) Sekarang juga kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini! (Telunjuknya menunjuk ke arah pintu)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pasang Iklan