ilmubindo.com_ Dalam sebuah kalimat terdapat penggunaan kata dan kalimat. Kata dalam sebuah kalimat dikatakan salah jika penggunaannya tidak sesuai konteks kalimat. Sementara itu, kalimat dianggap salah jika kalimat tersebut tidak efektif. Syarat kalimat efektif adalah logis,hemat, dan padu. Struktur kalimat yang baik harus mengandung unsur S-P (subjek-predikat). Kalimat efektif ditandai kejelasan fungsi kata, kelogisan kalimat, penggunaan tepat kata ganti, dan keefesienan (penggunaan kata tidak mubazir).
Sebuah kalimat dikatakan tidak efektif karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut.
- Ketidaklengkapan unsur-unsur kalimat
Dalam kalimat minimal terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat seharusnya mengandung unsur tertentu. Unsur tersebut tidak ada dalam kalimat, maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh:
Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja menjadikan para pengunjung perpustakaan sekolah bertambah.
Kalimat di atas tidak efektif karena tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpustakaan. Artinya, kalimat tersebut tidak menyertakan pelaku atau subjek. Kalimat yang benar adalah
Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh kepala sekolah menjadikan para pengunjung perpustakaan sekolah bertambah.
- Ketepatan penempatan unsur-unsur dalam kalimat
Unsur-unsur dalam kalimat juga harus ditempatkan di tempat yang tepat. Jika unsur-unsur tersebut diletakkan tidak pada tempatnya, kalimat tersebut akan menjadi tidak efektif.
Contoh:
Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Kalimat di atas tidak efektif karena salah peletakkan kata petani. Kata petani seharusnya diletakkan di belakang tanda koma. Kalimat tersebut akan menjadi efektif jika diubah menjadi
Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
- Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan.
Ketidakefektif kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat berlebihan. Unsur berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata sama artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh:
Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup bersih dan sehat.
Kalimat di atas tidak efektif karena pemakaian kata para dan ibu-ibuyang menunjukkan makna jamak. Kata berikutnya tidak perlu diulang. Pembenaran kalimat di atas adalah Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup bersuh dan sehat atau Ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup bersih dan sehat.
- Pilihan kata tidak tepat
Ketidakefektifan sebuah kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata tidak tepat. Kesalahan ini dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau berpengaruh bahasa asing. Selain itu, ketidakpahaman teerhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh:
Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan betapa dingin udara di sini. Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan. Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan dengan kata akan atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Jika dibenarkan, kalimat di atas seharusnya menjadi Mereka yang pernah ke gunung pasti sudah merasakan betapa dingin udara di sini.
- Tidak Logis
Kelogisan sebuah kalimat perlu diperhatikan. Kalimat yang maknanya tidak logis akan menjadi tidak efektif.
Contoh:
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, selesailah karya tulis ini.
Kalimat di atas tidak logis karena tidak mungkin hanya dengan mengucapkan syukur saja penulisan karya tulis dapat selesai. Kalimat tersebut menjadi logis jika ditulis Dengan mengucapakan
0 komentar:
Posting Komentar